Tradisi Brantang di Kawangkoan

Sebelum kita membahas tentang budaya brantang saya akan mengajak pembaca untuk mengenal sedikil tentang kota kecil kawangkoan. Kawangkoan dijuluki sebagai “Kota Kacang”, selain kacang kawangkoan juga terkenal dengan wisata kuliner biapong (bakpao) dan regey (semacam sate tapi potongan dagingnya lebih besar dari sate). Kewangkoan juga terkenal dengan objek wisata bukit kasih dan goa peninggalan Jepang “Goa 50 kamar”. Kawangkoan dikenal sebagai kota yang menjunjung tinggi persaudaraan antar masyarakat.

Tanpa panjang lebar lagi langsung saja membahas budaya brantang di kawangkoan.

Dalam kedukaan di kawangkoan, ada suatu tradisi yang dinamakan “Brantang”. Tradisi Brantang di kawangkoan identik dengan makan bersama yang dilaksanakan satu hari setelah pemakaman, tradisi tersebut di sponsori langsung oleh pemerintah lingkungan (kalu di desa disebut Jaga) dimana kedukaan itu terjadi. Brantang dilaksanakan satu hari penuh mulai dari pagi hari sampai pada malam hari. Semua masyarakat yang merasa ada ikatan dengan keluarga berupa : tetangga, saudara, kenalan, bahkan tidak ada hubungan dengan keluarga sekalipun dari mana saja dapat mengambil bagian untuk makan bersama dengan keluarga tapi dengan membayar Rp. 12.000 (dua belas ribu rupiah) makan sepuasnya. uang yang terkumpul diberikan kepada keluarga yang berduka. Budaya brantang terus di lestarikan oleh masyarakat kawangkoan hingga sekarang.

Leave a comment